Senin, 10 September 2012

RON GARING
Wengi sansaya atis
nalika aku sesingidan ing sajroning swara gamelan
kang digawa dening angin
prasasat tan kendhat
anggonku kulak warta adol prungu
ananging isih mamring
aku wis pingin cecaketan
obormu kang makantar-kantar
madhangi jangkah lan jagatku
ana ngendi papanmu
lelana tapa brata
tanpa pawarta tanpa swara
aku kadya ron garing
kumleyang kabur kanginan
ing jagat peteng lelimengan
krasa luwih abot
anggonku ngadhepi dina-dina ing ngarep
mlakuku ora mantep
kagubet ribet lan ruwet
adoh saka cahyamu
pedhut ing sakindering pandulu
panjenengan
guruku, sihku, oborku
kancanana sukmaku sinau bab katresnan sajroning ati.
Pengarang: Budhi setyawan

ARTI KEHADIRAN

Mencoba sedikit mencari tahu arti sebuah kehadiran diri. Apakah keberadaanku bisa memberi arti? Apakah kehadiranku bisa ikut mewarnai? Apakah kemunculanku di dunia ini bisa menjadi oase di tengah padang pasir? Atau hanya menjadi daun kering berserakan yang jejaknya mudah hilang ditiup angin? Atau jangan-jangan, seperti tumpukan sampah yang mengganggu pemandangan dan harus segera dimusnahkan?
Jika langkahku mulai tertatih, bantu dan kokohkan aku tanpa letih. Jika lakuku membuatmu pilu, luruskan aku tanpa jemu. Jika ucapku membuatmu sendu, tegur aku tanpa ragu. Dan bahkan jika senyumku tak lagi manis di hadapmu, tunjukkan aku cara bagaimana bisa membuatnya seperti dulu. Karena dengan begitu, aku bisa merasakan arti hadirmu.
Sungguh, aku tak pernah ingin……
Jika keberadaanku membuatmu hilang arah, membuatmu terlena di dunia, membuatmu lalai dari amanah, membuatmu terlempar dari jalan dakwah, atau bahkan membuatmu semakin menjauh dariNya.
Karena jika itu yang terjadi, maka aku hanya penyakit yang layak untuk disingkirkan, hanya sebuah cermin kotor yang tak layak untuk berkaca, dan hanya kerikil tajam yang bisa menghambat jalanmu jika tak dipinggirkan.
Dan jujurlah padaku, apakah hadirku melenakanmu? Jika memang begitu, ijinkan aku berlalu, bukan karena ingin menjauhimu, tapi karena begitu pentingnya arti sebuah waktu dan arti kehadiranmu, kelak di hadapanNya.
***Lagi dan lagi, kita harus introspeksi, semoga bisa saling memperbaiki diri

PEPADANG BAKAL TUMEKA

PEPADANG BAKAL TUMEKA

angrantu sinambi jumangkah ing dalan kang peteng kebak sandungan
mecaki lurung lurung kang dawa satengahing ara-ara samun
bumi kang kapidak kebak sinengker
anggawa ganda bacin
manuk manuk dhandhang kekitrang wayah sore
peteng kang gemuleng ing angganing manungsa

wus sinerat ana ing kitab duk ing uni
pepadang bakal tumeka anggawa kabar bebungah
kanggo kita sami jalma manungsa
kang bakal amadhangi lurung-lurung, dalan-dalan lan ara-ara samun
amadhangi sakendhenging jagat raya
mara gage kita sami tumenga ing angkasa
mangayubagya rawuhipun sang pepadhang
kanthi mesu raga nutup babahan nawa sanga
mangestu nampi pepadhang

Hati-hati dengan hubungan teman tapi mesra!!!

Hati-hati dengan hubungan teman tapi mesra!!! ...

Berawal dari menanyakan nomor Handphone. Kemudian melangkah pada sms-an setiap waktu. Sehingga ingin lagi lebih dekat. Kemudian menjadi teman tetapi selalu mesra. Sebagian pasangan tersebut boleh jadi tidak pernah bertemu. Dan beritikad kuat tidak ingin berpacaran seperti yang lainnya, yang mesti jalan berdua dan kencan. Tetapi yang namanya teman tapi mesra seperti ini pun tetap bermasalah walau hanya lewat handphone.

Sekali-kali Islam telah mewanti-wanti hal ini karena khawatir akan terjerumus dalam perkara haram yang lebih besar. Dalam ayat Al Qur’an, Allah Ta’ala berfirman,

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isro’: 32).

Imam Al Qurthubi berkata, "Para ulama mengatakan mengenai firman Allah (yang artinya) 'janganlah mendekati zina' bahwa larangan dalam ayat ini lebih dari perkataan 'janganlah melakukan zina'. Makna ayat tersebut adalah 'jangan mendekati zina'.

Asy Syaukani dalam Fathul Qodir mengatakan, ”Apabila perantara kepada sesuatu saja dilarang, tentu saja tujuannya juga haram dilihat dari maksud pembicaraan.”